Ditulis oleh Ustadz H. Jundi Imam Syuhada, Lc. M.IRK, / Jumat, 20 September 2024
Kota Halhul menjadi salah satu destinasi yang biasa dikunjungi ketika kita mengunjungi Hebron. Jaraknya sekitar 5 kM dari kota Hebron. Dalam berbagai literatur, nama Halhul berasal dari 2 kata, yaitu Hal yang berarti “tempat” dan Hul yang berasal dari kata Haul yang berarti 1 tahun. Hal ini karena kota ini diyakini sebagai tempat tinggal Nabi Yunus As selama satu tahun lamanya setelah Nabi Yunus As dimuntahkan dari perut ikan. Hal ini diperkuat dengan adanya maqom (petilasan) Nabi Yunus As di kota Halhul. Walaupun Friedman dalam bukunya a History of The Middle East menyebut bahwa petilasan tersebut sebenarnya adalah kuburan dari Jonah (Yunus). Sejak abad ke-12, setelah pembebasan Palestina, Salahuddin Al Ayyubi kemudian membangun masjid di tempat petilasan tersebut dan hingga hari ini diberi nama masjid Yunus As.
Bagi yang ingin berkunjung ke maqom (petilasan) Nabi Yunus, Sahabat dapat mengunjunginya dengan Tour Jordan Aqsa bersama jejak imani.
Sebagian kisah Nabi Yunus As dapat kita simak dalam surat As-Shaffat ayat 139-148. Nabi Yunus As sendiri merupakan nabi yang diutus kepada sebuah bangsa yang bernama Ninawa di pinggir sungai Tigris. Kurang lebih hari ini lokasinya tidak jauh dari Mosul, Irak. Saat itu Nabi Yunus As diutus untuk mengajak kaum Ninawa meninggalkan berhala yang dijadikan sesembahan mereka. Namun, mereka tidak mengikuti ajakan dari Nabi Yunus As. Hingga kemudian nabi Yunus As melarikan diri dari kaumnya sembari mengingatkan kaumnya bahwa mereka akan mendapatkan azab dari Allah ﷻ.
Singkat kisah, dalam pelariannya itu, Nabi Yunus As menumpang dalam sebuah kapal laut dan dalam pelayarannya kapal tersebut menemui badai di lautan. Dalam keyakinan mereka, badai tersebut muncul karena ada seorang budak pelarian dalam kapal tersebut. Karena tidak ada yang bersedia terjun ke laut secara sukarela, diadakanlah undian dengan cara melemparkan anak panah, sesuai dengan tradisi pada masa itu. Siapa yang anak panahnya menancap dianggap kalah dan harus melompat ke laut. Dalam undian itu, anak panah yang menancap adalah milik Nabi Yunus. Namun, para penumpang enggan melemparkan beliau ke laut karena menghormatinya. Mereka melakukan undian lagi, dan Nabi Yunus kembali yang kalah. Setelah beberapa kali undian, Nabi Yunus akhirnya memutuskan untuk membuka bajunya dan terjun ke laut. Allah kemudian memerintahkan seekor ikan besar untuk menelan Nabi Yunus, namun tidak memakannya. Di dalam perut ikan tersebut, Nabi Yunus merasakan penderitaan dan terjebak, merasa tersiksa karena telah meninggalkan kaumnya.
Dalam perut ikan itulah pada akhirnya Nabi Yunus As merasa sangat bersalah karena lari dari tugas dakwah kepada kaumnya sebagaimana yang telah ditugaskan Allah ﷻ kepadanya. Dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa Nabi Yunus As berada di dalam perut ikan besar itu selama 1 hari, riwayat lainnya menyebut selama 3 hari bahkan ada riwayat yang menyebut selama 40 hari dan selama berada di dalam perut ikan itu, Nabi Yunus tak henti-hentinya berdoa dan memohon ampun kepada Allah ﷻ. Hal ini Allah ﷻ abadikan dalam surat Al-Anbiya ayat 87-88.
﴿وَذَا النُّونِ إِذْ ذَهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَنْ لَنْ نَقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَى فِي الظُّلُمَاتِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ{٨٧} فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ وَكَذَلِكَ نُنْجِي الْمُؤْمِنِينَ{٨٨}﴾
(87) Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, "Tidak ada tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim." (88) Maka Kami kabulkan (doa)nya dan Kami selamatkan dia dari kedukaan. Dan demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman. (QS Al-Anbiya : 87-88)
Akhirnya setelah beberapa hari, Nabi Yunus As pun Allah keluarkan dari perut ikan tersebut dan terlemparlah Nabi Yunus As ke sebuah tempat yang tandus. Tempat inilah yang kemudian menjadi tempat tinggal Nabi Yunus As selama setahun, sebelum kemudian ia kembali ke kaumnya di Ninawa. Dalam keadaan sakit, Nabi Yunus As Allah karuniakan pohon Yaqthin (sejenis labu) untuk menjadi tempat Nabi Yunus As berteduh dan beristirahat, serta menjadi bahan makanan bagi Nabi Yunus As.
Setelah satu tahun di kota yang hari ini bernama Halhul, Nabi Yunus As pun kembali ke Ninawa. Betapa terkejutnya Nabi Yunus As ketika sampai di Ninawa, ternyata kedatangannya sangat dinantikan oleh kaumnya yang sudah bertaubat dan beriman kepada Allah ﷻ. Bahkan, disebutkan dalam surat As-Shaffat ayat 147, umatnya saat itu telah mencapai 100.000 orang, bahkan lebih. Para ulama menyebut bahwa ini merupakan keberkahan dari doa dan istighfar Nabi Yunus As selama berada di dalam perut ikan. Bukan saja Allah ﷻ mengampuni kesalahannya namun juga bentuk pengabulan doa dan istighfar itu, Allah ﷻ mengeluarkan Nabi Yunus As dari perut ikan, memberikannya tempat berteduh, memberikannya makanan dan bahkan memberikan hidayah kepada kaumnya yang tadinya menolak dakwahnya.
Maka, terkait istighfar Nabi Yunus As ini, Rasulullah ﷺ menjelaskan keistimewaan dan keutamaan istighfar ini sebagai doa yang mujarab agar dimudahkan dari setiap masalah dan menjadi sebab Allah bukakan jalan keluar dari setiap masalah dan kesulitan. Rasulullah ﷺ bersabda:
عَنْ سَعْدٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: دَعْوَةُ ذِي النُّونِ إِذْ دَعَا وَهُوَ فِي بَطْنِ الْحُوتِ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنْ الظَّالِمِينَ فَإِنَّهُ لَمْ يَدْعُ بِهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ فِي شَيْءٍ قَطُّ إِلَّا اسْتَجَابَ اللَّهُ لَهُ
Artinya: “Dari Sa’din ia berkata; Rasulullah shallallahu wa alaihi wa sallam bersabda: “Doa Dzun Nuun (Nabi Yunus) ketika ia berdoa dalam perut ikan paus adalah; laa ilaaha illaa anta subhaanaka innii kuntu minazh zhaalimiin (Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk diantara orang-orang yang berbuat aniaya). Sesungguhnya tidaklah seorang muslim berdoa dengannya dalam suatu masalah melainkan Allah kabulkan baginya.” (HR. Tirmidzi) [No. 3505 Maktabah Al Ma’arif Riyadh]
Semoga dengan kisah ini, kita bisa mencontoh teladan Nabi Yunus bahwa tetap mengingat Allah dalam segala kondisi dan tidak putus asa akan kekuasaan-Nya dengan terus berdoa.
Wallahu’alam bishawab.
114x
Bagikan:
Artikel Lainnya
Rabu, 12 Juni 2024
Apa itu Wukuf di Arafah? Ini Pengertian & Hikmahnya!
Wukuf merupakan salah satu rukun haji yang membedakan dengan umroh. Wukuf diambil dari bahasa Arab yang berasal dari kata وقف - يقف - وقوفا ...
Jumat, 5 April 2024
Sedang Haid, Bagaimana Meraih Lailatul Qadar?
Haid bukanlah petaka atau pun sesuatu yang menjadikan wanita menjadi rendah dan tidak terhormat, sebab haid adalah bagian dari kebaikan yang...
Senin, 4 Maret 2024
Bagaimana Hukum Puasa Ramadhan Bagi Ibu Hamil dan Menyusui?
Puasa Ramadhan hukumnya wajib bagi setiap umat Muslim. Namun bagaimana dengan Ibu yang setiap tahun hamil dan menyusui, bolehkah tidak berpu...
Sabtu, 1 Juni 2024
Jejak Imani | Apakah Hewan Kurban Harus Jantan? Bagaimana Jika Betina?
Hewan kurban tentunya memiliki jenis jantan maupun betina, dan saat kita hendak membeli hewan kurban, kita ada pilihan untuk memilih antara ...