Ditulis oleh Ustadz H. Muhammad Ruhiyat Haririe, Lc., Dipl., C.A.H / Selasa, 8 Oktober 2024

Selama ini kita mungkin menerima informasi bahwa Masjidil Aqsa adalah yang berkubah emas ataupun yang berkubah hitam. Kita juga sering menerima informasi bahwa Masjidil Aqsa dibangun pertama kali oleh Nabi Sulaiman As. Apakah informasi ini benar? Mari kita coba ulas sejarah Masjid Al-Aqsa melalui artikel ini.

 

Masjid Al-Aqsa

Masjidil Aqsa sejatinya adalah sebuah area di dalam kota Al-Quds yang memiliki luas mencapai 144.000 meter persegi. Al-Aqsa sendiri memiliki arti “terjauh”. Hal ini karena jarak Masjidil Aqsa yang sangat jauh, baik dari kota Makkah Al-Mukarramah maupun Madinah Al-Munawwarah. Masjid Al-Aqsa sendiri nyatanya merupakan masjid tertua kedua yang dibangun di atas bumi. Sebagaimana Sabda Rasulullah ﷺ:

 

قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ مَسْجِدٍ وُضِعَ أَوَّلَ قَالَ الْمَسْجِدُ الْحَرَامُ قُلْتُ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ ثُمَّ الْمَسْجِدُ الْأَقْصَى قُلْتُ كَمْ كَانَ بَيْنَهُمَا قَالَ أَرْبَعُونَ ثُمَّ أَيْنَمَا أَدْرَكَتْكَ الصَّلَاةُ بَعْدُ فَصَلِّهِ فَإِنَّ الْفَضْلَ فِيْهِ وَفِيْ رِوَايَةٍ أَيْنَمَا أَدْرَكَتْكَ الصَّلَاةُ فَصَلِّ فَهُوَ مَسْجِدٌ

 

“Aku bertanya, “Wahai, Rasulullah. Masjid manakah yang pertama kali dibangun?” Beliau menjawab, ‘Masjidil Haram”. Aku bertanya lagi : Kemudian (masjid) mana?” Beliau menjawab, “Kemudian Masjidil Aqsha”. Aku bertanya lagi : “Berapa jarak antara keduanya?” Beliau menjawab, “Empat puluh tahun. Kemudian dimanapun shalat menjumpaimu setelah itu, maka shalatlah, karena keutamaan ada padanya”. Dan dalam riwayat lainnya : “Dimanapun shalat menjumpaimu, maka shalatlah, karena ia adalah masjid” [HR Al-Bukhari dan Muslim, dari Abu Dzar]

komplek masjid al aqsa
Potret komplek Masjidil Aqsa yang dibatasi dinding-dinding di sekitarnya.

 

Sejarah Masjid Al-Aqsa

Sebagaimana hadits di atas, Masjid Al-Aqsa dibangun 40 tahun setelah Allah ﷻ membangun Masjidil Haram. Sebagian sejarawan menyebut bahwa Masjid Al-Aqsa dibangun pada masa Nabi Adam As, sebelum akhirnya hancur pada masa Nabi Nuh As karena banjir besar yang melanda bumi pada masa itu.

Masjid kemudian ditinggikan dan direnovasi pada masa Nabi Sulaiman As atas perintah Allah ﷻ. Nabi Sulaiman merenovasi Masjid Al-Aqsa yang saat itu tersisa puing-puing saja dan dijadikan bangunan yang utuh untuk beribadah shalat. Hal ini pun disabdakan oleh Rasulullah ﷺ:

 

أَنَّ سُلَيْمَانَ بْنَ دَاوُدَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا بَنَى بَيْتَ الْمَقْدِسِ سَأَلَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ خِلَالًا ثَلَاثَةً سَأَلَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ حُكْمًا يُصَادِفُ حُكْمَهُ فَأُوتِيَهُ وَسَأَلَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ مُلْكًا لَا يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ بَعْدِهِ فَأُوتِيَهُ وَسَأَلَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ حِينَ فَرَغَ مِنْ بِنَاءِ الْمَسْجِدِ أَنْ لَا يَأْتِيَهُ أَحَدٌ لَا يَنْهَزُهُ إِلَّا الصَّلَاةُ فِيهِ أَنْ يُخْرِجَهُ مِنْ خَطِيئَتِهِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ 

 

“Sesungguhnya, ketika Sulaiman bin Daud membangun Baitul Maqdis, (ia) meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala tiga perkara. (Yaitu), meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar (diberi taufiq) dalam memutuskan hukum yang menepati hukumNya, lalu dikabulkan ; dan meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dianugerahi kerajaan yang tidak patut diberikan kepada seseorang setelahnya, lalu dikabulkan ; serta memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala bila selesai membangun masjid, agar tidak ada seorangpun yang berkeinginan shalat disitu, kecuali agar dikeluarkan dari kesalahannya, seperti hari kelahirannya” [HR. An-Nasai, Ahmad, Ibnu Majah]

 

Masjid Al-Aqsa sempat dihancurkan pada masa pendudukan Romawi pertama dan kemudian dibangun lagi pada masa Kekhalifahan Umar bin Khattab setelah pembebasan Baitul Maqdis yang berhasil dilakukan pada masanya di bawah kepemimpinan sahabat mulia Abu Ubaidah bin Al Jarrah. Umar bin Khattab disarankan untuk membangun masjid di bagian utara batu (qubbatus sakhra) agar sejajar lurus dengan batu dan Ka'bah. Namun Umar bin Khattab menolak dan memilih membangun masjid di bagian selatan yang hari ini bernama Masjid Umar. 

 

Pembangunan besar-besaran pun dilakukan pada masa dinasti Umayyah, khususnya saat masa pemerintahan khalifah Abdul Malik bin Marwan. Pada masa ini pula, Khalifah Abdul Malik bin Marwan membangun bangunan segi delapan yang hari ini dikenal dengan Qubbatus Sakhra.

 

Pada masa pendudukan pasukan Salib atas Baitul Maqdis, Masjidil Aqsa sempat dialih fungsikan. Sebagian masjidnya dijadikan Istana, gereja bahkan kandang kuda. Masjid Al-Aqsa kembali ke fungsi aslinya setelah Shalahuddin Al-Ayyubi berhasil mengalahkan pasukan Salib dan mengambil alih kembali Baitul Maqdis ke pangkuan kekhilafahan Islam. Semua simbol-simbol kekristenan dihancurkan dan semua dikembalikan ke fungsinya sebagai masjid.

 

Pada tahun 1992-1994, dilakukan sedikit renovasi atas perintah raja Husein dari Yordania. Beberapa renovasi yang dilakukan adalah melapisi kubah Masjid Qubbatus Sakhra dengan lempengan emas dan mengembalikan mimbar Shalahuddin Al-Ayyubi yang sempat dihancurkan pada masa pendudukan Inggris. Renovasi tersebut menghabiskan biaya sebanyak 8 Juta US$. 

 

Meski Masjid Al-Aqsa telah kembali menjadi masjid bagi kaum Muslim, namun bangunan-bangunan yang berada di komplek Masjid Al-Aqsa masih dianggap tempat suci bagi umat Yahudi. Oleh karenanya, Masjid Al-Aqsa sangat dilindungi karena memiliki makna sendiri bagi kaum Muslim maupun non-Muslim.

 

Bagi yang ingin berkunjung ke Baitul Maqdis, Sahabat dapat mengunjunginya melalui Tour Jordan Aqsa bersama Jejak Imani untuk memakmurkannya. Jika bukan karena peziarah dari berbagai negara, siapa lagi yang akan meramaikan dan memakmurkan Masjidil Aqsa.

 

Umat muslim juga dapat memakmurkan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi di Tanah Suci sekaligus melakukan ibadah umroh serta haji bagi yang mampu. Segera tanya dulu dan konsultasi gratis dengan tim CSO Jejak Imani yang akan melayani dan menjawab pesan Sahabat dengan sepenuh hati. 

 

Wallahu’alam bishawab.

88x

Bagikan:

Artikel Lainnya

Jejak Imani | Apa Itu Hari Tasyrik? Kenali Maknanya Bagi Umat Muslim

Jumat, 24 Mei 2024

Jejak Imani | Apa Itu Hari Tasyrik? Kenali Maknanya Bagi Umat Muslim

Hari raya Idul Adha erat kaitannya dengan kurban, haji, puasa arafah hingga hari tasyrik. Terdapat larangan hingga amalan khusus pada 3 hari...

Tidak Ada Mushola di Pesawat? Ikuti Caranya Sholat di Pesawat

Jumat, 26 Juli 2024

Tidak Ada Mushola di Pesawat? Ikuti Caranya Sholat di Pesawat

Seseorang yang sedang safar tetaplah harus menunaikan kewajiban sholatnya. Namun muncul pertanyaan perihal bagaimana cara sholat ketika dala...

Jejak Imani | Rekomendasi Hotel Umroh Favorit di Makkah!

Sabtu, 1 Juni 2024

Jejak Imani | Rekomendasi Hotel Umroh Favorit di Makkah!

Hotel menjadi salah satu fasilitas yang penting ketika beribadah umroh dan haji bagi sebagian jemaah. Tidak hanya dari segi kenyamanan dan p...

Ikuti Tips Umroh Pada Bulan Ramadhan 2024 dari Jejak Imani!

Senin, 26 Februari 2024

Ikuti Tips Umroh Pada Bulan Ramadhan 2024 dari Jejak Imani!

Melaksanakan umroh di bulan Ramadhan memiliki keistimewaan di bagian pahala. Bukan hanya pahala yang serupa melaksanakan ibadah haji, melain...

Lokasi Jejak Imani

+62 8111 2000 180

Intermark Indonesia Ruko 9 & 10, Jalan Lingkar Timur No. 9 BSD Kota Tangerang Selatan, Banten 15310

0811 299 5755

Jl. Salakan III No.222, Saman, Bangunharjo, Kec. Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55188

0852 7355 3536

Jalan Siaran No 1 Komp Vila Sako Indah Satelit 02 RT 104 RW 08, Kel Sako, Kec Sako, Palembang, Sumatera Selatan 30163

0811 329 0037

Jl. Cimanuk No. 3, RT.008/RW.19, DR. Soetomo, Kec. Tegalsari, Surabaya, Jawa Timur 60264

0811 800 8846

Jl. Pelajar Pejuang 45 No.38 Lingkar Selatan Kec. Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat 40263

Kebijakan & Privasi

Logo

Konsultasi Gratis Sekarang

Kantor Pusat

085720028100 (Yuta)

08119178100 (Siti)

087820025100 (Abdu)

087720028100 (Fitri)

081519898880 (Tiara)


Kemitraan & Cabang

087820021100 (Putri)

jejakimani@gmail.com