Ditinjau oleh Ustadz H. Jundi Imam Syuhada, Lc., M.IRK. / Minggu, 9 Juni 2024
Jejak Imani | Mabit di Muzdalifah dalam Rangkaian Ibadah Haji
Mabit di Muzdalifah merupakan salah satu rangkaian dalam ibadah haji. Mabit sendiri memiliki arti bermalam, istirahat ataupun diam.
Muzdalifah merupakan wilayah yang terletak di antara Mina dan Arafah. Muzdalifah memiliki luas sekitar 12,25 km² dan berdekatan dengan wadi atau lembah Muhassir. Berjarak sekitar 9 km dari Arafah dan 2 km dari Mina.
Mabit di Muzdalifah dalam Rangkaian Haji
Muzdalifah secara amaliyahnya adalah bermalam setelah selesai dari agenda dan kegiatan di Arafah. Muzdalifah ini berasal dari kata ‘zalafa’ dan ‘izdalafa’, yang bermakna dekat dan mendekatkan, tingkatkan dan juga tempat.
Jamaah haji mabit di Muzdalifah pada tanggal 10 Dzulhijjah yaitu setelah melakukan wukuf di Arafah. Seseorang yang telah melewati kegiatan di Arafah itu berlanjut ke Muzdalifah untuk semakin mendekatkan diri pada Allah.
Ketika di Muzdalifah, jamaah haji juga mengambil batu untuk lempar jumrah. Jika jamaah berkesempatan turun di lapangan Muzdalifah, maka dapat melakukan sholat. Namun jika tidak bisa turun dan hanya di dalam bus, maka sholat magrib dan isyanya di dalam bus.
Hikmah Mabit di Muzdalifah
Umat Muslim berada di Muzdalifah dalam keadaan berihram. Ini dapat diartikan bahwa seluruh umat manusia yang ada di muka bumi, meski berbeda dalam ras, suku dan negara namun keadaannya sama, tidak ada perbedaannya di mata Allah.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat: 13)
Kegiatan jamaah haji saat di Muzdalifah hanyalah mabit, hal ini memiliki makna untuk merefleksikan sejauh apa diri kita hari itu dengan Allah. Selama mabit juga dapat mengisinya dengan memperbanyak tasbih, tahlil dan tahmid, takbir, dan talbiyah.
Saat mabit di Muzdalifah harapannya dapat menghilangkan sifat angkuh, merasa besar dan memiliki segalanya. Bagaimana seseorang itu harus semakin dekat dengan Allah, mendekat dengan cara mengerjakan amal-amal ibadah dan menjauhi larangan-Nya.
Mari doakan saudara-saudara kita yang sedang melaksanakan haji supaya menjadi haji yang mabrur dan mabruroh. Semoga Allah ﷻ mengundang kita untuk menjadi salah satu tamu-Nya di Baitullah untuk beribadah haji di tahun-tahun selanjutnya.
Wujudkan langkah pertama berhaji plus maupun furoda dengan kontak tim CSO Jejak Imani yang fast response dan informatif. Insya Allah setiap tahun, Jejak Imani memberangkatkan jamaah haji dari berbagai daerah Indonesia bahkan dari luar negeri juga ada.
Jadi tunggu apalagi segera tanya dulu, konsultasi gratis dengan tim Jejak Imani.
Bagikan:
Artikel Lainnya
Minggu, 19 Mei 2024
Hukum & Pengertian Qurban, Tidak Hanya Soal Menyembelih Hewan
Idul Adha identik dengan melakukan qurban yang mana hanya terjadi setahun sekali. Awal mula Qurban dilakukan pada zaman Nabi Ibrahim As dan ...
Senin, 15 Januari 2024
Tata Cara Sa'i, Ini Doa dan Hukumnya Sebelum Haji & Umroh
Sa’i adalah salah satu rukun haji dan umroh yang tidak boleh ditinggalkan supaya menjadikan ibad...
Jumat, 14 Juni 2024
Puasa Tarwiyah dan Arafah, Amalan Sunnah Umat Islam yang Tidak Berhaji
Umat Islam akan merayakan Hari Raya Idul Adha di bulan Dzulhijjah. Sebelum itu, terdapat beberapa amalan sunnah yang dapat dilakukan seperti...
Rabu, 12 Juni 2024
Kapan Waktu Wukuf di Arafah?
Sebagaimana yang telah disebutkan dalam artikel-artikel sebelumnya bahwa wukuf di Arafah termasuk dalam inti dari rangkaian ibadah haji. Nam...